Cetak Sejarah, Seorang Pria Jalani Transplantasi Wajah untuk Kedua Kalinya

Foto: Cetak Sejarah, Seorang Pria Jalani Transplantasi Wajah untuk Kedua Kalinya Trinity Mirror Plc /Universal Images Group Editori



Seorang pria menjalani operasi transplantasi wajah untuk kedua kalinya setelah yang pertama ditolak oleh tubuhnya.

Kanal247.com - Sejarah baru di bidang medis telah tercetak. Seperti diketahui, seorang pria diketahui menjalani transplantasi wajah untuk kedua kalinya setelah yang pertama mengalami penolakan. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah, dokter mengganti wajah pasien transplantasi dengan yang lainnya.

Berdasarkan pemberitaan yang ada, seorang pria berusia 40an tahun menjalani operasi transplantasi tersebut di Georges Pompidou European Hospital, Paris baru-baru ini. Disebutkan jika prosedur tersebut berlangsung hampir satu hari penuh.

"Cangkok ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa transplantasi ulang dimungkinkan dalam kasus penolakan kronis," bunyi keterangan yang dikeluarkan oleh pihak terkait.

Sementara itu,cangkok wajah sepenuhnya pertama kali dilakukan pada bocah sembilan tahun, Sandeep Kaur pada tahun 1994. Saat itu wajahnya robek setelah rambutnya tersangkut dalam mesin pemisah. Sandeep tiba di rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri dengan wajahnya yang terbagi dalam dua potong di kantong plastik. Seorang ahli bedah berhasil menghubungkan kembali arteri tersebut sebelum menanam kembali kulitnya. Operasi berjalan sukses, meski bocah tersebut mengalami beberapa kerusakan otot dan jaringan parut.

Operasi serupa dilakukan di Victoria, Australia, pada tahun 1996. Saat itu wajah dan kulit kepala seorang wanita yang mengalami insiden serupa berhasil disatukan kembali. Sebelumnya wajahnya disimpan di dalam es.

Transplantasi parsial menggunakan wajah yang sebelumnya bukan milik pasien pertama kali dilakukan di Perancis pada 2005. Isabelle Dinoire menjalani 15 jam operasi untuk menggantikan wajah aslinya, yang telah dirusak oleh anjingnya. Namun menurut laporan, tubuh Dinoire menolak transplantasi pada tahun 2015. Obat-obatan imunosupresif setiap hari yang dibutuhkannya juga membuatnya rentan terhadap kanker. Ia meninggal karena penyakit ini pada tahun 2016 pada usia 49 tahun.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel