Hadapi Fenomena Equinox, Warga Gorontalo Mulai Khawatir

Foto: Hadapi Fenomena Equinox, Warga Gorontalo Mulai Khawatir



Inilah penuturan beberapa warga Gorontalo ketika akan menghadapi fenomena equinox.

Kanal247.com - Hadapi equinox pada tanggal 20 Maret 2017, sejumlah warga Gorontalo mengaku khawatir akan dampak negatif dari peristiwa tersebut. Seperti diketahui, equinox merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Pada peristiwa ini, matahari melintasi garis khatulistiwa, dimana salah satu negara yang akan dilaluinya adalah Indonesia.

Salah satu warga Gorontalo, Nuwa Abdulah, mengaku khawatir akan isu adanya suhu meningkat tajam saat terjadi equinox, sehingga hal ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh. "Gorontalo kan memang panas cuacanya, kalau terjadi equinox setahu saya akan makin panas. Takut nanti jadi sakit atau minimal sakit kepala," akunya dilansir dari Antara pada hari Minggu 19 Maret 2017.

Warga lainnya, Nuryana menilai bahwa tidak perlu terlalu mengkhawatirkan fenomena tersebut, namun tetap mengantisipasi apabila terjadi dampak negatif. "Saya sih berencana pakai payung dan tabir surya saja, soalnya banyak yang bilang nanti cuaca akan panas. Tapi kalau baca-baca berita lagi, katanya tidak ada dampak berarti. Ya tetap diantisipasi saja," tandasnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir mengenai isu yang beredar tentang dampak equinox. Fathuri, prakirawan BMKG Gorontalo mengatakan bahwa panas terik saat terjadi fenomena equinox tergantung kondisi geofrafis daerah."Walaupun matahari berada diatas wilayah kita, faktor musim dan angin berpengaruh mengusir panas terik tersebut. Contohnya di daerah yang banyak angin, di wilayah dataran tinggi, dan daerah yang lagi musim hujan, panas matahari maksimum tidak terlalu berpengaruh," kata Fathuri.

Saat fenomena tersebut terjadi, peningkatan suhu secara drastis tidak selalu terjadi. Hal ini karena equinox bukan merupakan fenomena HeatWave, dimana peningkatan suhu secara drastis dan bertahan lama terjadi seperti yang terjadi di Afrika dan Timur Tengah.

Secara umum, kondisi cuaca di wilayah Indonesia menurut BMKG cenderung masih lembab atau basah. Sementara itu, di beberapa wilayah Indonesia juga masih terjadi musim pancaroba atau masa transisi cuaca, sehingga diharapkan masyarakat tetap mengantisipasi kondisi tersebut dengan meningkatkan daya tahan tubuh serta tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel