Amerika Masukkan Indonesia ke Daftar Negara Curang, Kenapa?

Foto: Amerika Masukkan Indonesia ke Daftar Negara Curang, Kenapa?



Karena hal inilah Indonesia dimasukkan ke dalam daftar negara curang oleh Amerika Serikat.

Kanal247.com - Neraca perdagangan Amerika Serikat atau AS mengalami defisit yang nilainya hampir mencapai USD 50 miliar. Karena hal ini, Jumat, 31 Maret 2017 Donald Trump, Presiden AS memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggungjawab.

Menurut pejabat tinggi pemerintahan AS, Trump akan mengeluarkan dua perintah eksekutif yang bertujuan menemukan akar permasalahan terjadinya defisit perdagangan Amerika. Hal ini merupakan langkah pertama AS yang mengimplementasikan retorika perdagangan ke dalam tindakan nyata.

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan bahwa satu perintah eksekutif itu adalah memerintah analis untuk menganalisa satu per satu transaksi perdagangan dengan perbandingan antar negara dan antar produk. Adapun hasil analisis ini harus dilaporkan kembali pada Trump dalam kurun waktu 90 hari.

Pencarian bukti kecurangan, perilaku tidak pantas, kesepakatan perdagangan yang belum dijalankan sesuai janji, pelanggaran hukum, tidak seimbangnya nilai tukar serta masalah dalam World Trade Organization akan dilakukan oleh para analis. "Hal ini akan menjadi dasar keputusan bagi pemerintah," kata Wilbur Ross.

Adapun perintah tersebut muncul sepekan sebelum Trump melakukan pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping. Anggapan bahwa hal tersebut merupakan peringatan dini untuk Beijing pun dinilai oleh banyak pihak.

Menurut Ross, salah satu negara yang menyebabkan defisit perdagangan AS adalah China. "Berdasarkan data yang ada, salah satu sumber defisit perdagangan AS adalah China," tuturnya. Ross juga mengatakan beberapa negara yang disebut dalam daftar curang, yaitu Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, Indonesia, dan Kanada.

Ross menyatakan bahwa terjadinya defisit bukan berarti AS akan membalasnya. "Cukup sulit dikatakan bahwa seseorang melakukan aksi kecurangan jika mereka memproduksi barang yang kita tidak bisa produksi. Di sejumlah kasus, ada negara yang membuat produk lebih baik atau harganya lebih murah dari kita," paparnya. Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa tidak semua yang masuk dalam daftar itu berlaku curang. "Bukan berarti semua orang yang masuk dalam daftar berlaku curang," pungkasnya.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel