Beginilah Ketegangan yang Terjadi Dalam Sidang Ahok

Foto: Beginilah Ketegangan yang Terjadi Dalam Sidang Ahok



Simak suasana sidang Ahok yang menegang akibat pertanyaan ini.

Kanal247.com - Suasana tegang dirasakan dalam sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ketika Jaksa Penuntut Umum Ali Mukartono mulai mencecar Ahok dengan sejumlah pertanyaan. Sidang yang diadakan pada Selasa, 4 april 2017 itu mempunyai agenda mendengar pernyataan terdakwa dan pemeriksaan barang bukti.

Ketika Jaksa Ali bertanya untuk menyamakan persepsi tentang kata dibodohi dan dibohongi yang menurut Ahok telah "diplesetkan", suasana semakin memanas. "Pidato saudara di Kepulauan Seribu yang diputar tadi ada kata 'dibohongi', ada kata 'dibodohi' kemudian di penjelasan saudara di Balai Kota ada kata 'dibohongin'? Ada kata 'diplesetin'?" tanya Ali dilansir Liputan6.

Atas pertanyaan tersebut, Ahok menjawab tidak ada. Dia pun menjelaskan hanya menyebut kata "diplesetin" ketika di Balai Kota. Ahok juga menambahkan bahwa kata "diplesetin" itu keluar saat awak media menanyakan hal terkait adanya laporan ke polisi dengan tuduhan penistaan agama. "Kami ada transkipnya," jawab Ahok.

Karena Jaksa Ali masih meragukan jawaban Ahok, Ia kembali menanyakan tentang kata "dibohongi" dan "dibodohi". Ahok pun menjawab dengan membacakan transkrip tanya jawab dengan awak media saat itu. Ahok mengatakan bahwa dirinya tidak bermaksud menerjemahkan Al Maidah ayat 51, apalagi menghina Alquran. "Saya tidak mengatakan, tidak menghina Alquran bodoh. Saya mengatakan, kepada masyarakat di Kepulauan Seribu, jangan kalau kalian 'dibodohi' oleh orang-orang rasis pengecut," sanggahnya.

Lebih lanjut, Ahok menceritakan pengalamannya tahun 2003 lalu. Ia bercerita bahwa dulu lawan-lawan politiknya yang rasis dan pengecut mencoba melawannya dengan menggunakan ayat itu. "Apakah kita menghina Alquran? Yang menghina Alquran memplesetkan itu ISIS. Justru bagi saya yang rasis, yang pengecut itu yang menghina kitab suci Alquran. Karena Alquran tidak pernah Islam mengajarkan, begitu damai," papar Ahok.

Menjadi penengah, Majelis Hakim Dwiarso pun menjelaskan maksud Jaksa Ali kepada Ahok. "Yang saya tangkap Penuntut Umum menanyakan apakah ada kesamaan antara yang disampaikan di Kepulauan Seribu dan di Balai Kota? Pemaknaannya apa ada kesamaan?" tanya Hakim Dwiarso.

Ahok menjawab sama. Namun Humphrey Djemat, kuasa hukum Ahok keberatan dan mengatakan bahwa kedua situasinya berbeda. "Jadi beda. Beda, itu kan potongan pertanyaan-pertanyaan. Betul, tapi dianggap sama dengan pidato itu enggak sama," terang Humphrey.

Jaksa Ali sempat bersuara keras karena Humphrey selalu memotong ketika dirinya sedang mencecar Ahok. "Belum selesai dipotong," kata Jaksa Ali. Tak terima, Humphrey pun kembali menyuarakan argumennya. "Saya menggambarkan saja," jawab Humphrey.

Akhirnya, Hakim Dwiarso mengambil alih dan meminta Ahok untuk mengulangi jawaban pertanyaan yang diajukan oleh Jaksa Ali. "Saya katakan kalau mirip, enggak, tapi substansinya wartawan tanya saya, 'ada yang menggugat Bapak istilah di Kepulauan Seribu'. Makanya saya jelasin. Cuman di sini (Balai Kota) saya gunakan kata kasar, rasis pengecut. Di Pulau Seribu saya tidak menggunakan kata itu," jelas Ahok.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel