Beralas Tikar Hingga Bantal Botol, Ini yang Bikin Saiful Jamil Nyaman di Penjara
Ini alasan mengapa Saiful Jamil bisa nyaman saat berada di penjara setahun belakangan ini.
Kanal247.com - Tak terasa hampir setahun lamanya Saiful Jamil merasakan dinginnya jeruji besi. Mantan suami Dewi Persik ini divonis hukuman lima tahun penjara lantaran dinyatakan terbukti melanggar Pasal 292 KUHP tentang perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur pada Agustus 2016 lalu.
Hidup sebagai seorang tahanan dirasakan berat oleh pelantun "Teman Tapi Sayang" tersebut. Awal menempati Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang, Jakarta, pria 36 tahun itu harus rela tidur hanya beralaskan tikar tipis dan berbantal botol bekas.
"Pertama kali saya masuk penjara, bayangin saya tidur beralaskan tikar sama berbantal botol minuman," kenangnya. "Saya enggak bisa tidur dua hari."
Namun lama-kelamaan mantan juri "D'Academy" itu mampu beradaptasi bahkan merasa nyaman dengan lingkungan penjara. Hal ini tak lepas dari bantuan napi-napi lain yang dengan sukarela menemani Saiful melewati hari-hari terberatnya.
"Saya terima kasih buat warga binaan yang waktu itu dampingi saya. Sehingga saya akhirnya bisa tidur waktu itu," papar bintang film "Setan Budeg" tersebut. "Melalui mereka aku bisa kuat."
Hukuman lima tahun yang ia terima pun dirasakan menjadi lebih ringan dengan adanya teman sesama napi. Biar bagaimanapun, Ipul, panggilan Syaiful Jamil mengaku merasa menjadi manusia yang selalu membutuhkan satu sama lain.
"Buat saya berteman sama mereka sangat mengasyikkan banget karena tidak memandang dari kasus apa," lanjutnya. "Biar gimana pun sesama manusia kan saling membutuhkan. Jadi, saya merasa nyaman saja di penjara."
Sementara itu Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta telah memvonis pedangdut top tersebut dengan hukuman penjara selama tiga tahun. Namun kemudian hukuman tersebut diperberat dengan memperpanjang masa tahanan menjadi lima tahun.
Belum lama ini pula Syaiful Jamil juga menjalani sidang kasus suap yang menimpanya. Ipul diduga telah memberikan hadiah kepada Rohadi, seorang panitera Pengadilan Negeri Jakarta Utara guna mempengaruhi putusan hakim terkait tindak asusila yang ia lakukan.
