Teror Go-Food Fiktif Sisakan Luka Bagi Para Driver, Uang Sekolah Anak Ikut Dikorbankan

Foto: Teror Go-Food Fiktif Sisakan Luka Bagi Para Driver, Uang Sekolah Anak Ikut Dikorbankan



Pengemudi Go-Jek Erik terduduk lemas usai mengetahui orderannya fiktif belaka. Padahal ia sudah mengorbankan uang sekolah anak.

Kanal247.com - Kisah teror orderan Go-Food fiktif ramai menjadi bahasan masyarakat belakangan ini. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu sempat viral kisah Julianto yang menerima kiriman makanan Go-Food dalam jumlah banyak yang nilainya mencapai jutaan rupiah.

Tidak hanya Julianto, kerugian tentunya juga dirasakan oleh pengemudi Go-Jek yang menerima pesanan tersebut. Salah satunya seperti yang diungkap oleh Erik. Di awal kasus ini mencuat, foto Erik memang sempat ikut viral lantaran ekspresinya yang terlihat lesu dan sedih.

Erik mengungkap pada hari itu ia mendapat orderan Sate Khas Senayan dua porsi dengan harga Rp 232.500. Namun setelah membeli dan mengantarkannya ke Bank Danamon Matraman, Jakarta Timur, ia justru diberitahu jika pesanan tersebut palsu. Mengetahui hal tersebut, Erik langsung terduduk lemas.

"Julianto saya nggak ketemu, malah sekuriti bilang, 'Kirim ke mana, Mas? Ke Julianto ya? Lantai 5?', 'Kok tahu?' saya bilang, kata sekuriti, 'Mas orang kelima', dia bilang. Wah, sudah, saya drop," ujar Erik seperti dilansir dari Detik. "Maksudnya gimana?' saya tanya. Ternyata sebelum saya, Go Jek juga sudah banyak yang datang, malah ada yang sampai Rp 600 ribu."

Erik mengatakan sebenarnya ada mekanisme untuk mengklaim orderan fiktif. Namun karena prosesnya yang lama, driver Go-Jek itu urung mengajukan klaim. Padahal ia telah menggunakan uang sekolah anak untuk membayari makanan tersebut terlebih dahulu.

"Sudah males kita, makan saja, anggap saja buang sial, cuma nyesek juga bang. Namanya duit modal nggak ada, itu juga di-ada-adain pake duit bayaran sekolah anak," jelasnya. "Kita makan saja anggap saja buang sial, cuma nyesek juga bang."

Teman kantor Julianto sendiri mengatakan jika mereka sempat patungan untuk membantu membayar pesanan tersebut. Apalagi dalam satu hari bisa ada 10 hingga 15 driver yang mengantarkan makanan dengan kisaran harga Rp 200 ribu. "Untuk hari kedua, kita kolekan patungan bayar kan kasihan juga itu pesenan kan ditalangin dulu sama drivernya," ujarnya.

Sementara itu, belakangan diketahui jika pelaku teror order fiktif tersebut ternyata adalah seorang wanita bernama Sugiarti. Ia mengaku melakukan aksinya itu lantaran sakit hati ditolak oleh Julianto. Wanita berhijab itu ingin membalasnya dengan merusak nama korban dan membuatnya dipecat dari pekerjaan.

"Terlapor sakit hati, ingin pelapor menikahi terlapor dan agar pelapor dipecat dari pekerjaannya," ujar Kapolres Jakarta Timur, Kombes Andry Wibowo. "Tujuannya biar si Julianto itu dipecat dari tempat kerjanya. Dia posting lewat medsos sampai order fiktif."

Atas perbuatannya itu, Sugiarti kini telah ditetapkan sebagai tersangka atas pasal pencemaran nama baik melalui media sosial. Dari keterangannya di hadapan polisi diketahui jika Arti melakukan aksinya itu dengan dibantu oleh kedua keponakannya.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel