Patung Dewa Tertinggi se-Asia Tenggara di Tuban Tuai Kontroversi, Soal Nasionalisme dan Tak Berizin

Foto: Patung Dewa Tertinggi se-Asia Tenggara di Tuban Tuai Kontroversi, Soal Nasionalisme dan Tak Berizin



Patung Dewa tertinggi di Tuban terancam dirobohkan usai tuai polemik soal nasionalisme dan tak berizin.

Kanal247.com - Patung Kongco Kwan Sing Tee Koen menuai beragam polemik di kalangan masyarakat. Patung yang diklaim patung sebagai patung dewa paling tinggi di Asia Tenggara banyak dibandingkan dengan patung pahlawan yang ada di Indonesia.

Beberapa berpendapat jika patung setinggi 30 meter itu merupakan bentuk invasi budaya Tiongkok dan dinilai tidak sesuai dengan nasionalisme bangsa. Pasalnya jika dibandingkan, patung Jenderal Sudirman di Jakarta masih kalah jauh tingginya.

Pendapat tersebut tak pelak langsung ramai menjadi topik pembahasan di media sosial. Banyak yang sepakat akan hal tersebut, sedangkan yang lain justru menganggap jika polemik yang terjadi terlalu dilebih-lebihkan.

Apalagi banyak isu-isu yang dipelintir terkait patung tersebut. Ada yang menyebut jika patung tersebut berada di alun-alun, padahal patung tersebut berada di dalam kelenteng dan pembuatannya tidak terkait dengan pihak Tiongkok.

"Jangan sampai bahasanya keliru. Patung Dewa Kwan Sing Tee Koen, ada yang salah dengan menyebutnya panglima perang dari Cina. Kita tidak ada kerjasama apapun dengan Cina. Yang mendanai asli Surabaya," ujar Ketua Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Irawan. "Di dalam klenteng, patungnya kecil hanya 15cm, itu yang disembayangkan, yang tinggi ini cuma ini dibuat monumen."

Sedangkan masyarakat Tuban sendiri justru merasa heran dengan polemik yang muncul akibat patung tersebut. Pasalnya mereka mengaku tenang-tenang saja dan bisa menerima keberadaan patung tersebut dengan baik.

Tidak cukup sampai disitu, patung tersebut kabarnya juga belum memiliki izin. Pihak kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban sendiri mengatakan jika mereka telah mengajukan izin sejak 2016, namun tidak kunjung keluar. Pihak Pemkabpun meminta kelenteng untuk aktif melengkapi izinnya jika tidak ingin patung tersebut dirobohkan.

Sekda Pemkab Tuban Budi Winaya mengatakan jika pihaknya telah beberapa kali memperingatkan dan menegur saat patung tersebut belum jadi. Namun mereka mengaku tidak direspon hingga pembangunannya selesai dan diresmikan.

"Meski dalam satu kompleks lokasinya dengan kelenteng, tetap harus mengajukan IMB. Namanya IMB, Pemkab Tuban itu punya tim teknis, sehingga akan dilakukan kajian dari beberapa aspek sebelum bangunan itu berdiri," ujar Budi dilansir dari Detik. "Mestinya pihak kelenteng proaktif segera melengkapi berkas supaya bisa segera diproses oleh dinas perizinan. Apa saja berkas yang kurang, lebih detail bisa ke Dinas Perizinan.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel