Jadi Sorotan, Menteri Susi dan Sandiaga Uno Saling Balas Tweet Soal Kelangkaan Garam

Foto: Jadi Sorotan, Menteri Susi dan Sandiaga Uno Saling Balas Tweet Soal Kelangkaan Garam



Menteri Susi membalas pertanyaan Sandiaga Uno, 'Pak Sandi harusnya tanya kawan-kawannya pengusaha'.

Kanal247.com - Kelangkaan garam yang terjadi di Indonesia belakangan ini tak pelak membuat sejumlah pihak bertanya-tanya. Mengingat Indonesia sendiri merupakan negara dengan garis pantai terpanjang yang sebagian wilayahnya adalah laut.

Pernyataan keheranan ini juga disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno. Menurut Sandi kelangkaan yang terjadi di Indonesia ini diakibatkan kurangnya pengusaha garam.

"Ini garam sangat ironi, bagaimana bisa punya laut yang luas, garis pantai, bisa mengimpor garam. Salahnya di mana?" Salahnya kita kurang pengusaha garamnya," ujar Sandi dalam Rapat Anggaran Tahunan Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) DKI di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (2/8).

Ucapan Sandi tersebut tak pelak langsung ramai dibahas di media sosial. Sebagian netter bahkan menautkannya pada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Tak tinggal diam begitu saja, Menteri Susi akhirnya angkat bicara melalui akunnya @susipudjiastuti. Ia menjelaskan jika hal ini terjadi lantaran panen petani garam yang kurang bagus.

"Pak Sandi harusnya tanya kawan2nya pengusaha /importir garam yg sudah puluhan tahun berdagang garam. Kenapa bisa begitu?," tulisnya. "Saya cuma tahu 2.5 thn ini jadi menKP harga garam petani dibawah 400 perak; krn setiap panen datang garam impor yg murah & banyak. Baru kali ini garam petani naik harganya. Sayang panen petaninya kurang bagus."

Jawaban Menteri Susi itu kemudian juga dibalas oleh Sandiaga Uno. "Thanks bu @susipudjiastuti for the enlightenment, you are so smart and inspiring..." tulisnya.

Bahasan mengenai kelangkaan garam ini belakangan tengah menjadi perhatian pemerintah. Sebelumnya, Menteri Susi sempat mengungkap adanya tujuh perusahaan yang bukan produsen-importir garam, melainkan hanya mengimpor garam industri. Hal tersebut kemudian membuat garam impor ikut beredar di pasaran sehingga harga garam petani menjadi sangat rendah.

Pemerintah sendiri hingga kini masih belum mengungkap 7 perusahaan tersebut. Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli bahkan pernah menyebut mereka sebagai begal garam. Pasalnya ada dugaan jika mereka melakukan praktek kartel garam dan menetapkan kuota garam impor. Hal tersebut kemudian berdampak pada petani garam nasional.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel