Demo Tolak Full Day School, KPAI Sayangkan Ada Anak-Anak Teriak 'Bunuh' Menteri

Foto: Demo Tolak Full Day School, KPAI Sayangkan Ada Anak-Anak Teriak 'Bunuh' Menteri



Video demo full day school ramai diperbincangkan di media sosial lantaran para santri dan anak-anak yang ikut serta menyerukan kalimat 'bunuh menteri'.

Kanal247.com - Penerapan full day school terus menuai polemik di kalangan masyarakat. Tidak sedikit yang memprotes kebijakan tersebut lantaran dinilai tidak sesuai dan justru memforsir anak-anak secara berlebihan.

Belakangan sejumlah aksi demo juga dilakukan untuk memprotes dan menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang kemudian disebut Full Day School. Aksi tersebut diikuti mulai dari orang dewasa hingga anak-anak, termasuk para santri.

Namun ada sebagian pihak yang menyayangkan digelarnya aksi tersebut. Pasalnya selain seruan protes, anak-anak tersebut juga terdengar mengucapkan beragam kata-kata kasar. Bahkan ada beberapa yang meneriakkan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."

Kejadian tersebut tak pelak juga menjadi perhatian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Komisioner KPAI Sitti Hikmawaty mengaku jika pihaknya sangat menyayangkan adanya hal tersebut.

"Bila benar adanya, KPAI menyayangkan dan prihatin atas pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi yang diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Sebab, masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan," ujar Hetty dalam keterangan pers Senin (14/8).

Sitty menuturkan jika ucapan kasar yang dilontaran anak-anak seperti dalam video yang beredar tersebut sungguh tidak patut dan sangat berbahaya terutama untuk perkembangan anak. Menurutnya seruan "membunuh" tidak mencerminkan jiwa murni anak-anak.

"KPAI melihat dengan adanya ucapan atau ujaran kasar sebagaimana dimaksud tidak sesuai dengan etika dan moral kebangsaan kita. Apalagi hingga berteriak 'membunuh' hanya untuk menolak suatu kebijakan," jelasnya. "Dengan adanya ucapan tidak patut dari anak-anak tersebut, KPAI prihatin adanya pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur."

Lebih lanjut, ia mengimbau semua pihak agar tidak melibatkan anak-anak dalam kegiatan serupa dan membahayakan tumbuh kembang mereka. "Sebaiknya saluran aspirasi penolakan atas suatu kebijakan diganti dari melakukan aksi turun ke jalan, menjadi dialog untuk mencapai kesepakatan. KPAI percaya negara mendengar setiap aspirasi warga negaranya asalkan disampaikan dengan santun dan membuka diri untuk berdialog," pungkas Sitty.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel