Ditemui Penyidik Polri di Singapura, Begini Reaksi Novel Saat Disodorkan Sketsa Wajah Pelaku

Foto: Ditemui Penyidik Polri di Singapura, Begini Reaksi Novel Saat Disodorkan Sketsa Wajah Pelaku



Novel Baswedan mengungkap jika dirinya menginginkan dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) agar proses penyelidikan kasusnya bisa lebih objektif.

Kanal247.com - Senin (14/8), penyidik Polri menemui Novel Baswedan untuk dimintai keterangan terkait pernyerangan yang dialaminya. Seperti diketahui penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu diserang dengan air keras usai melakukan sholat subuh di masjid dekat rumahnya beberapa bulan lalu.

Akibat keajadian tersebut, Novel mengalami luka parah di bagian matanya. Sejak beberapa bulan terakhir ia menjalani perawatan lebih lanjut di rumah sakit di Singapura.

Saat ditemui di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Novel mengatakan jika dirinya menginginkan dibentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap kasusnya. Dengan begitu proses penyidikan bisa berlangsung dengan objektif. Apalagi sebelumnya ia sempat mengatakan adanya dugaan terkait keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangannya.

"Saya tetap concern agar setelah saya menyampaikan fakta- fakta kepada penyidik, segera dibentuk tim gabungan pencari fakta untuk mengungkap teror yang terjadi pada diri saya," ujar Novel dilansir dari Tribun.

Novel mengatakan dalam pemeriksaan dengan penyidik ia telah membeberkan semua yang terkait denga kasusnya. Ia juga mengaku sempat ditunjukkan sketsa wajah pria yang diduga pelaku yang menyerangnya. Meski begitu, Novel mengatakan jika dirinya tidak bisa melihatnya dengan jelas lantaran kondisi matanya yang belum sepenuhnya membaik.

Dalam kesempatan itu, Novel juga sempat mengungkap beberapa kekecewaan terkait penyidikan kasusnya yang dilakukan oleh Polri. Hal tersebut diungkap oleh Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Alghiffari Aqsa yang ikut mendampingi dalam pemeriksaan Novel.

Hal pertama yang mengganggu Novel adalah sikap kepolisian yang mengungkap soal saksi kunci. Menurutnya nama saksi seharusnya dirahasiakan sehingga mereka bisa memberikan keterangan dengan bebas.

"Lalu menurut Novel kepolisian terburu-buru dalam menyimpulkan. Seperti mengenai orang-orang yang memata-matai rumah Novel yang disebut sebagai mata elang." ujar Alghiffari. "Novel menyebut banyak orang mengatakan apa yang terjadi tidak sesuai kesimpulan polisi, sementara kepolisian menurut Novel menyembunyikan fakta bahwa ada orang yang mencoba masuk rumahnya dengan modus membeli gamis laki-laki."

Lebih lanjut, Novel juga mengaku kecewa mengetahui fakta tidak ditemukannya sidik jari di cangkir air keras. Ia juga menilai jika penyidik tertutup terkait hasil penyelidikan. "Novel juga menyatakan penyidik Polri seperti menjaga jarak dengan tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pengembangan Hasil Pemeriksaan," pungkasnya.

Sementara itu, pemeriksaan tersebut juga didampingi oleh Ketua KPK Agus Rahardjo. Ia datang juga untuk meninjau kesiapan operasi mata Novel yang rencananya dilakukan pada 17 Agustus mendatang.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel