Unggah Foto 'Hoax' Korban Kekerasan Rohingya, Tifatul Akui Dikirimi Oleh Anggota DPR

Foto: Unggah Foto 'Hoax' Korban Kekerasan Rohingya, Tifatul Akui Dikirimi Oleh Anggota DPR



Meski dihujat terkait foto hoaxnya, Tifatul Sembiring tetap menanggapinya dengan santai.

Kanal247.com - Krisis yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar menjadi topik yang tengah ramai diperbincangkan di Indonesia. Seiring degan semakin memanasnya situasi di kawasan tersebut, di Tanah Air mulai muncul gerakan-gerakan massa demi menunjukkan simpati dan dukungan untuk warga Rohingya. Mereka melakukan penggalangan dana hingga melakukan aksi teatrikal dengan tujuan mendesak pemerintah Indonesia bertindak demi menghentikan kekerasan tersebu.

Perhatian terhadap nasin warga Rohingya juga ditunjukkan oleh salah satu anggota DPR, Tifatul Sembiring. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatikan ini menunjukkan simpatinya melalui postingan di akun Twitternya dengan mengunggah foto yang diklaim sebagai korban kekerasan Rohingya.

Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui jika foto yang diunggah oleh Tifatul tersebut ternyata bukan korban Rohingya. Melainkan peristiwa yang terjadi di Thailand pada tahun 2014 silam. Akibatnya ia menjadi bulan-bulanan penguna media sosial lainnya. Sesaat kemudian Tifatul akhirnya memutuskan untuk menghapus postingannya tersebut.

Menyadari kesalahan itu, Tifatul kemudian meminta maaf. Ia juga meminta maaf pada akhmad Sahal yang sempat dikaitkan dengan postingan tersebut.

"Bisa saja kita salah dalam menerima. Salah kita koreksi, kan begitu. Koreksi yang penting. Itu pun cc ke Akhmad Sahal. Saya minta maaf ke dia. Biasa saja," ujar Tifatul Sembiring. "Jangan terlalu baper, kalau baper pasti mati sendiri."

Tifatul sendiri mengatakan jika dirinya mendapat foto tersebut dari salah satu rekan di Komisi III DPR lainnya. Meski begitu ia enggan mengatakan siapa rekannya tersebut.

Lebih lanjut, Tifatul mengatakan jika dirinya sebenarnya tidak terlalu memikirkan komentar atau kecaman yang diterimanya dari pengguna media sosial lainnya. Pasalnya dari sekian banyak pengikutnya, ada banyak yang merupakan pembencinya.

"Ya, namanya juga politik. Itu followers 1,4 juta ya sebagian pasti haters juga, itu sudah biasa. Saya juga sudah 8 tahun di medsos. Jadi tidak terlalu heran. Itu juga banyak akun anonim," pungkas Tifatul.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo baru-baru ini telah mengatakan jika pemerintah Indonesia sangat menyayangkan krisis yang terjadi di Rakhine. Ia juga menyerukan agar kekerasan tersebut dihentikan.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel