Jadi Sorotan Media Asing, Bocah 11 Tahun dari Pesantren di Bogor Gabung ISIS di Suriah

Foto: Jadi Sorotan Media Asing, Bocah 11 Tahun dari Pesantren di Bogor Gabung ISIS di Suriah



Haft Saiful Rasul disebut bisa membongkar senapan dalam 32 detik dan sudah terbiasa dengan pistol 9mm, 2 granat tangan, pisau komando dan kompas.

Kanal247.com - Nama Hatf Saiful Rasul belakangan tengah ramai dibicarakan oleh masyarakat di Tanah Air. Pada saat usianya masih 11 tahun, santri di pondok pesantren Ibnu Mas’ud, di Sukajaya, Bogor ini telah mengatakan pada ayahnya, Syaiful Anam, seorang terpidana kasus terorisme, jika dirinya ingin ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Hal tersebut disampaikan oleh Hatf saat dirinya mengunjungi sang ayah di penjara dengan keamanan maksimum saat libur dari pesantren. Dalam kisah yang ditulis oleh Syaiful secara online, ia menceritakan bagaimana awalnya tak menanggapi dengan serius perkataan sang anak.

"Awalnya, saya tidak merespons dan menganggapnya hanya lelucon seorang anak," tulis Syaiful. "Tapi itu menjadi berbeda ketika Hatf menyatakan kesediaannya berulang kali."

Bocah itu mengatakan, ada beberapa teman dan guru dari pesantrennya yang telah pergi untuk ikut berjuang dengan ISIS. Setelah mempertimbangkannya, Syaiful akhirnya setuju membiarkan anaknya pergi ke Suriah. Bocah laki-laki itu kemudian berangkat dengan kerabat lainnya pada 2015 dan bergabung dengan militan dari Perancis.

Berdasarkan keterangan dari sang ayah, Haft memang telah memiliki kemampuan sebagai anggota militan. Ia bisa membongkar senapan dalam 32 detik dan sudah terbiasa dengan pistol 9mm, 2 granat tangan, pisau komando dan kompas.

Sementara itu, laporan terbaru menyebutkan jika Haft tewas di Suriah saat ikut berperang dengan ISIS. Hingga kini hal tersebut masih didalami oleh pihak pemerintah. Ia menjadi salah satu dari 12 orang dari pesantren Ibnu Mas'ud yang pergi ke Timur Tengah.

Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud sendiri belakangan tengah menjadi sorotan hingga diberitakan oleh media asing. Setidaknya ada 18 orang yang terkait lembaga pendidikan itu kini telah ditahan atau ditangkap karena keterlibaannya dalam rencana serangan terorisme di Indonesia. Tak pelak hal tersebut membuat pihak pesantren menjadi dikait kaitkan dengan teorisme.

Meki begitu, Jumadi, juru bicara pondok pesantren Ibnu Mas'ud baru-baru ini membantah jika pihaknya mendukung ISIS atau kelompok militan lainnya. Ia juga menolak tuduhan yang menyebutkan jika ponpesnya mengajarkan interpretasi ekstrem. Pondok pesantren Ibnu Masud sendiri diketahui telah berdiri selama satu dekade dan berada dalam pengawasan pihak berwenang.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel