Kematian Bayi Debora Diduga Karena Kelalaian RS Mitra Keluarga, Polisi Lakukan Penyelidikan

Foto: Kematian Bayi Debora Diduga Karena Kelalaian RS Mitra Keluarga, Polisi Lakukan Penyelidikan



Riwayat kesehatan yang dikelaurkan oleh pihak RS Mitra Keluarga berbeda dari pernyataan pihak orangtua Deborah.

Kanal247.com - Kasus kematian bayi Tiara Debora mengegerkan masyarakat. Bayi perempuan itu dikabarkan meninggal dunia saat tengah dirawat di RS Mitra Keluarga Minggu (10/9). Berdasarkan kabar yang beredar, ada dugaan kelalaian pihak rumah sakit yang menyebabkan bayi Debora tidak tertolong.

Ibu Debora, Henny Silalahi mengatakan jika putrinya awalnya sakit pilek serta sesak nafas dan dibawa ke RS Cengkareng. Namun karena kondisinya yang tak kunjung membaik, ia akhirnya dibawa ke RS Mitra Keluarga. "Saya pilih RS Mitra Keluarga karena lokasinya dekat dengan rumah, makanya saya bawa dia ke sana," ujarnya.

Henny mengungkap jika pihak RS Mitra Keluarga sempat memberikan pertolongan dan dokter yang memeriksanya mengatakan jika bayi mungil itu sudah membaik meski belum sepenuhnya. Pihak dokter kemudian menyarankan agar Debora dipindahkan ke ruang PICU untuk perawatan lebih lanjut.

Namun, pihak RS Menolaknya lantaran keluarga belum bisa memenuhi biaya. Bahkan setelah memohon agar diberikan waktu, mengingat kondisi anaknya yang semakin memburuk, pihak RS tetap tidak menggubrisnya.

"Saya mau bayar Rp 5 juta dulu namun pihak RS tidak bisa menerima itu. Mereka meminta Rp 11 juta untuk dilakukan perawatan ke ruang PICU, saya sudah sampaikan bahwa nanti siang saya bayar namun pihak RS tetap menolaknya," jelas Henny. "Tak lama saya mendengar kabar kondisi anak saya kritis saya panik, ketika saya tanya kenapa bisa demikian pihak RS menjawab hal tersebut terjadi karena tidak dibawa segera keruang PICU."

Pihak RS kemudian menawarkan rujukan untuk Debora ke RS yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hingga akhirnya mereka mendapatkan RS rujukan tersebut pada ukul 09:15 WIB. Namun saat proses berjalan, kondisi Debora tiba-tiba memburuk. Meski telah dilakukan pertolongan dan resusitasi jantung selama 20 menit, bayi Debora tak bisa tertolong.

Pihak keluarga menganggap kematian Debora adalah bentuk kelalaian pihak RS. Oleh karenanya mereka menuntut permintaan maaf dan juga ganti rugi. "Kalau ditanya apakah kami menuntut untuk mengganti rugi sebenarnya kami tidak ingin sekali kejadian ini, kami hanya ingin agar rumah sakit ini menyatakan kesalahannya, lalu meminta maaf, lalu menyampaikan empatinya," ujar tim advokat dari pihak keluarga Debora, Brigaldo Sinaga.

Apalagi pihak RS sebelumnya dituding telah berbohong mengenai riwayat sakitnya Debora. Seperti diketahui, ia disebut meninggal lantaran memiliki penyakit jantung bawaaan dan keadaan kurang gizi. "Informasi yang disampaikan RS itu tidak benar, mereka membuat opini supaya ibu korban yang disalahkan dalam hal ini. Pernyataan RS Mitra yang menyatakan dengan gizi buruk. Kalau gizi buruk ditandai mata sayup, tidak aktif, kami punya rekaman adek Debora itu aktif lincah," imbuh Brigaldo.

Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkap jika pihaknya kini tengah menyelidiki kasus tersebut. Mereka berupaya untuk mencari titik terang dan penyebab sebenarnya kematian Debora.

"Ya betul, sedang dalam lidik," ujar Argo. "Semua yang ada kaitanya dan yang mengetahui tentu diperiksa."

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel