'Menghilang' di Indonesia, Film Wiji Thukul Justru Raih Penghargaan Bergengsi di Bulgaria

Foto: 'Menghilang' di Indonesia, Film Wiji Thukul Justru Raih Penghargaan Bergengsi di Bulgaria



Film 'Istirahatlah Kata-Kata' mendapatkan penghargaan kedua tertinggi setelah Grand Prix Award.

Kanal247.com - Dunia perfilman tanah air patut berbangga. Salah satu filmnya yang berjudul "Istirahatlah Kata Kata" yang mengangkat kisah hidup aktivis sekaligus penyair Wiji Thukul baru saja mendapatkan penghargaan bergengsi di Bulgaria.

Film ini mendapatakan penghargaan dalam ajang penghargaan Festival Film Internasional Love is Folly di Kota Varna, Bulgaria, yang digelar hingga 3 September 2017 lalu. Menurut Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI, Sofia Nurul menyebutkan jika penghargaan yang didapat adalah tertinggi kedua setelah Grand Prix Award.

Sang aktor utama Gunawan Maryanto sebagai Wiji Thukul dan Marissa Anita sebagai Sipon, istri Wiji Thukul turut diundang dalam gelaran besar tersebut. Film "Istirahatlah Kata Kata" sendiri menceritakan mengenai penggalan kehidupan aktivis Wiji Thukul yang 'menghilang' di kala rezim Orde Baru.

"Pemilihan film ini (Istirahatlah Kata-kata) untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut salah satu diantaranya adalah karena cerita Widji tukul dapat terjadi pada siapa saja, sehingga wakil dari bangsa lain pun bisa merefleksikan atas isi cerita tersebut," ungkap Sekar Ayu Asmara selaku kurator dari Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud.

Dubes RI untuk Sofia, Sri Astari Rasjid, mengaku bangga atas prestasi yang ditorehkan bangsa Indonesia ini. Ia berharap kedepan film Indonesia dapat mengepakkan sayapnya lebih tinggi hingga kawasan Balkan sekaligus menjadi sarana promosi bagi bangsa Indonesia.

Festival Film Internasional yang bertajuk 'Love is Folly' ini terselenggara berkat kerjasama antara panitia IFF Love is Folly dengan KBRI Sofia dan Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud. Karina Salim menjadi artis yang mewakili Indonesia dalam pegelaran bergengsi ini.

Total ada 102 buah film yang ditayangkan dalam festival 'Love is Folly'. Indonesia sendiri memiliki sesi khusus bertajuk Indonesian Panorama yang menayangkan enam film nasional yakni "Salawaku" (2016), "Istirahatlah Kata-kata" (2017), "Nokas" (2016), "Mother" (2016), "Aisyah" (2016), dan "Kejarlah Daku Kau Kutangkap" (1986). Dalam sesi khusus Indonesian Panorama itu, film "Salawaku" menjadi film pembuka dalam sesi tersebut.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel