Tuai Polemik, Presiden Jokowi Justru Ingin Ada Film G30S/PKI Versi Kekinian

Foto: Tuai Polemik, Presiden Jokowi Justru Ingin Ada Film G30S/PKI Versi Kekinian



Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menonton film G30S/PKI adalah agar generasi muda masa kini bisa mengerti sejarah.

Kanal247.com - Pemutaran kembali film tentang PKI berjudul "Pengkhianatan G 30 S PKI" yang digagas oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menuai polemik. Banyak kalangan yang menyuarakan protesnya lantaran tidak setuju karya tersebut dipertontonkan kembali.

Meski begitu, Presiden Joko Widodo rupanya memiliki tanggapan lain. Menurutnya adalah hal yang penting bagi masyarakat untuk menonton film apalagi yang berkaitan dengan sejarah. Meski menurutnya harus ada karya baru yang mengangkat tema itu namun disesuaikan dengan gaya anak-anak milenial masa kini. Jokowi menganggap dengan begitu, generasi muda akan lebih mudah memahami apa dan bahayanya PKI dan komunisme terutama di Indonesia.

"Akan lebih baik kalau ada versi yang paling baru, agar lebih kekinian, bisa masuk ke generasi-generasi milenial," ujar Jokowi usai meresmikan Jembatan Gantung Mangunsuko, di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9) dikutip dari Setkab.go.id.

Sementara itu, penolakan terhadap pemutaran kembali film "Pengkhianatan G 30 S PKI" tersebut salah satunya disuarakan oleh KPAI. Menurutnya karya tersebut tidak sepatutnya dipertontonkan terutama untuk anak-anak lantaran bisa menimbulkan trauma dari berbagai adegan kekerasan yang ditampilkan atau diksi-diksi yang digunakan.

"Mulai ditembaknya Jenderal Ahmad Yani oleh pasukan Tjakrabirawa hingga darah yang menetes dari tubuh Ade Irma Nasution, termasuk adegan saat anggota Gerwani menyilet salah satu wajah korban," ujar Komisioner KPAI. "Salah satu pernyataannya 'darahmu halal jenderal', dan diksi lain yang kemungkinan besar tidak dipahami anak-anak."

Panglima TNI Gatot Nurmantyo sendiri mengatakan jika pemutaran film tersebut memang atas perintahnya. Menurutnya hal itu penting terutama untuk meluruskan sejarah.

"Iya itu memang perintah saya, mau apa? Yang bisa melarang saya hanya pemerintah. Biarin aja, saya nggak mau berpolemik. Ini juga upaya meluruskan sejarah. Saya hanya ingin menunjukkan fakta yang terjadi saat itu. Karena anak-anak saya, prajurit saya, masih banyak yang tidak tahu," ujar Gatot. "Sejarah itu jangan mendiskreditkan. Ini hanya mengingatkan pada anak bangsa, jangan sampai peristiwa itu terulang. Karena menyakitkan bagi semua pihak. Dan korbannya sangat banyak sekali."

Sedangkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebelumnya mengatakan jika dirinya memang memberikan izin pemutaran kembali film tersebut. Menurutnya, generasi muda masa kini perlu mengetahui mengenai sejarah bangsa Indonesia.

"Namanya sejarah, agar masyarakat dan generasi muda mengetahui bahwa pernah ada gerakan kudeta," ujarnya. "Putar saja di stasiun televisi. Menurut saya, tidak masalah."

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel