Klarifikasi Soal Terobos Jalur Transjakarta, Dewi Persik Akui Dapat Pengawalan Polisi
Kronologi pihak Dewi Persik dan petugas terkait insiden menerobos jalur busway berbeda, pihak kepolisian beri klarifikasi ini soal kabar adanya pengawalan.
Kanal247.com - Dewi Persik menuai kontroversi baru-baru ini. Penyanyi dangdut itu disebut-sebut telah melanggar aturan dengan menerobos jalur Transjakarta di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan. Dalam video yang beredar luas di masyarakat ia terlihat masih berada di dalam mobil dan dikerumuni oleh petugas serta masyarakat yang lain.
Usai video tersebut beredar secara luas, Dewi Persik langsung memberikan klarifikasinya. Ia menjelaskan jika saat itu tengah terburu-buru ke RS Fatmawati lantaran asistennya mengalami sesak nafas. Istri Angga Wijaya tersebut mengatakan mereka kemudian disarankan oleh polisi yang mengawalnya untuk memakai jalur busway.
"Begini ceritanya... sy lagi minta bantuan patwal utk mengawal kita ke rumah sakit fatmawati dikarenakan asma kabuh sesak nafas asisten sy. Kemudian polisi yg mengawal kami.. menyarankan agar kami melalui jalur busways atau transjakarta, didepan mall pejanten village, tepat pukul 19.30wib kami minta pada penjaga busway yang arogan itu utk membuka pintu jalur busways dikarenakan darurat, tapi kami tdk didgr dan bahkan dia sambil bernada tinggi meminta aa @anggawijaya88 turun dr mobil," bunyi potongan dari penjelasan perempuan yang akrab disapa Depe tersebut.
Tidak cukup sampai disitu dalam keterangannya baru-baru ini Depe mengatakan jika dirinya justru mendapatkan perlakuan tidak baik dari petugas Transjakarta. Ia merasa dipermalukan dan ada beberapa yang sampai menghakimi tanpa mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu.
"Kalau Mbak DP (Dewi Perssik) punya kebesaran hati, yang begitu dimaafkan saja. Cuma, kenapa ya, sampai sekarang belum bisa terima? Aku divideoin. Dipermalukan. Aku senyum. Di sini saya mau bertanya, apakah kewenangan seorang petugas itu lebih besar dari kewenangan seorang polisi? Apakah petugas portal itu harus budeg?" ujar Depe seperti dilansir dari Tribunnews. "Apakah harus dengan gaya preman? Apakah harus memanggil warga? Kenapa tidak bisa menyelesaikan masalahnya di tempat? Kenapa harus memanggil warga? Teriak? Dan membuat situasi ramai dan panas."
Namun pengakuan lain justru dikemukakan oleh pihak Transjakarta. Menurut mereka justru pihak Depe yang bersikap arogan seolah mau menabrak hingga mengeluarkan kata-kata kasar. Bahkan sempat terjadi aksi dorong-dorongan yang akhirnya memang memaksa Depe untuk keluar dari mobil.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Budi Kaliwono baru-baru ini juga telah buka suara menanggapi tentang insiden tersebut. Budi mengatakan bahwa tidak ada warga, bahkan seorang Gubernur-pun yang bisa menerobos jalur Transjakarta. Jalur tersebut hanya boleh dilewati ambulans, pemadam kebakaran, dan mobil berpelat RI saat dalam keadaan darurat. "Saya saja enggak bisa masuk. Pak Gubernur saja enggak bisa masuk kok," ujarnya.
Sedangkan terkait arogansi petugas yang disebutnya oleh Depe, Budi sendiri mengatakan bahwa pihak mantan istri Saiful Jamil itulah yang memaksa. Sehingga perkara menjadi besar. "Saat kejadian dia memaksa, ditegur malah memaki-maki. Itu yang bikin jadi panjang ceritanya," imbuhnya.
Sementara itu, pihak kepolisian juga telah buka suara menanggapi pernyataan Depe jika dirinya mendapatkan pengawalan dari polisi. Kepala Satuan Patwal Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Gunawan justru mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mendapat perintah tersebut.
"Tidak ada itu," tegas Gunawan. "Harus ada permohonan dan dapat izin dari Pak Dirlantas dulu, lalu tugaskan saya, kemudian dibikinkan surat perintah jalan."