Nine9 Dear Cloud Ungkap Surat Perpisahan dari Jonghyun SHINee
Nine9 mengungkapkan bahwa ini merupakan permintaan terakhir dari Jonghyun sendiri.
Kanal247.com - Baru-baru ini Nine9 Dear Cloud mengungkapkan bahwa mendiang Jonghyun SHINee memintanya untuk menunjukkan surat perpisahannya ini pada dunia. Nine9 juga membeberkan bahwa Jonghyun kerap berbicara tentang pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam kepalanya selama ini. Nine9 sendiri juga sudah pernah mengatakan tentang hal ini pada keluarga Jonghyun dan berusaha untuk membuatnya tegar.
Nine9 juga mengungkapkan bahwa dia tidak tahu apakah mengunggah surat perpisahan ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Namun, hal itu merupakan permintaan dari Jonghyun pada Nine9 jika ia sudah meninggal dunia.
Nine9 percaya bahwa ada alasan kenapa Jonghyun meninggalkan surat ini padanya. Ia tahu bahwa surat ini akan mengundang kontroversi, tapi Nine9 yakin Jonghyun juga mengetahui hal itu saat mempercayakan surat tersebut padanya. Selain itu, Nine9 juga telah berdiskusi dengan keluarga Jonghyun sebelum mengungkapkannya dan kini ia memutuskan untuk mengabulkan permintaan terakhir idol tersebut.
"Aku telah dirusak dari dalam. Depresi yang perlahan menggerogotiku kini telah menelanku seutuhnya, dan aku tidak bisa memenangkan pertarungan ini. Aku membenci diriku sendiri. Aku berusaha untuk berpegang pada memori dan berteriak pada diriku sendiri untuk tetap teguh, tapi tak ada jawaban," begitu bunyi surat perpisahan Jonghyun yang diunggah oleh Nine9 di akun Instagramnya. "Jika aku tidak bisa menjernihkan nafasku, maka sebaiknya berhenti saja. Aku bertanya pada diriku siapa yang bisa merawat diriku sendiri. Hanya aku sendiri. Aku sendirian."
"Sangatlah mudah untuk mengatakan bahwa aku akan mengakhiri semua ini. Tapi sangat sulit untuk benar-benar melakukannya. Aku hidup selama ini berkat semua kesulitan itu. Mereka bilang aku mau melarikan diri. Benar sekali. Aku ingin melarikan diri. Dari diriku sendiri. Dari kamu," lanjutnya. "Aku bertanya siapa itu. Itu adalah aku. Dan itu adalah aku. Dan itu adalah aku lagi. Aku bertanya kenapa aku terus-menerus kehilangan memoriku. Mereka bilang ini karena kepribadianku. Aku mengerti. Jadi pada akhirnya ini tetaplah kesalahanku."
"Aku ingin seseorang mengetahuinya. Tapi tak ada seorang pun yang mengetahuinya. Tak ada seorangpun yang menemuiku, jadi tentu saja mereka tak tahu kalau aku hidup. Aku bertanya kenapa orang-orang hidup. Orang-orang hanya, hanya, hidup. Jika aku bertanya kenapa orang-orang mati, kurasa mereka akan berkata bahwa mereka sudah lelah. Aku menderita dan khawatir. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk mengubah lukaku menjadi kebahagiaan."
"Rasa sakit hanyalah rasa sakit. Mereka mengatakan padaku untuk tidak jadi seperti itu. Kenapa? Aku tidak bisa mengakhiri semua ini sesuai keinginanku? Mereka menyuruhku untuk mencari tahu kenapa aku terluka. Aku tahu dengan pasti kenapa. Aku terluka karena diriku sendiri. Semua ini kesalahanku dan karena aku sangatlah buruk. Dokter, itukah yang ingin kau dengar? Tidak, aku tidak melakukan hal yang salah."
"Ketika dokter menyalahkan kepribadianku dengan suara yang lirih, kupikir pastilah mudah menjadi seorang dokter. Luar biasa sekali jika melihat seberapa banyak aku terluka. Orang-orang yang lebih banyak melukai orang lain hidup dengan baik. Orang-orang yang lebih lemah daripadaku hidup dengan baik. Kurasa tidak. Dari semua orang yang hidup, tidak ada yang terluka lebih dari aku dan tidak ada yang lebih lemah daripada aku. Tapi mereka bilang bahwa aku harus tetap hidup."
"Aku berkali-kali bertanya kenapa, tapi itu bukan untukku. Itu untukmu. Aku ingin hal itu untukku. Jangan katakan hal-hal yang tak masuk akal. Mencari tahu kenapa aku terluka? Aku sudah mengatakan padamu kenapa. Kenapa aku terluka. Apakah tidak boleh jika aku terluka sebanyak ini karena hal itu? Apakah aku membutuhkan detil yang lebih dramatis? Aku butuh lebih banyak cerita lagi?"
"Aku sudah mengatakan padamu kenapa. Apakah kau tidak mendengarkannya? Hal-hal yang bisa kumenangkan tidak berakhir dalam luka. Ini bukanlah tempatku untuk melawan dunia. Ini bukanlah hidupku untuk dikenal oleh dunia. Mereka bilang oleh sebab itulah aku lebih banyak terluka. Karena aku melawan dunia, karena aku dikenal dunia. Kenapa aku memilih hal ini? Lucu sekali."
"Sungguh merupakan keajaiban aku bisa bertahan hingga sejauh ini. Apalagi yang bisa kukatakan? Katakan padaku bahwa aku telah bekerja keras. Bahwa sangat bagus karena aku bisa bertahan sejauh ini. Bahwa aku telah bekerja keras," tulisnya sebelum mengakhiri surat perpisahan tersebut. "Bahkan jika kau tidak bisa tersenyum saat melepaskanku, mohon jangan salahkan aku. Aku telah bekerja keras. Aku benar-benar sudah bekerja keras. Selamat tinggal."