Tulus Bongkar Kebiasaan Unik Orang Minang Setiap Buka Puasa di Bulan Ramadan

Foto: Tulus Bongkar Kebiasaan Unik Orang Minang Setiap Buka Puasa di Bulan Ramadan instagram



Anti mainstream, Tulus dan keluarganya rupanya memiliki cara yang unik dalam meramaikan datangnya bulan suci Ramadan. Ini yang dilakukan oleh keluarga Tulus setiap berbuka puasa.

Kanal247.com - Bulan Ramadan menjadi bulan yang spesial bagi seluruh umat muslim. Tak hanya itu, setiap orang pasti memiliki cerita yang berbeda-beda selama menjalankan ibadah di bulan penuh berkah ini.

Beberapa figur publik ada yang bercerita tentang menghabiskan hari-hari menjalani ibadah puasa di lokasi syuting. Sebagian artis lain sibuk mengajarkan anak-anak mereka pentingnya menahan lapar dan haus di bulan Ramadan. Namun cerita unik justru datang dari Tulus.

Jika pada umumnya keluarga artis memilih buka puasa bersama untuk menjalin silaturahmi, maka tidak dengan keluarga penyanyi 31 tahun ini. Ia dan saudara-saudaranya justru memilih untuk saling bertukar makanan untuk menu buka puasa. Tulus menuturkan bahwa dirinya dan anggota keluarga lainnya akan saling mengirimkan makanan di bulan puasa.

“Di rumah (keluarga) saya suka tukar-tukaran makanan,” tandas Tompi kepada tim Kompas di bilangan Jakarta Pusat belum lama ini. “Jadi kami kirim makanan ke saudara.”

Rupanya Tulus mencoba membudidayakan tradisi yang ia bawa dari suku kelahirannya, Minang. Ia dan saudaranya terbiasa berbuka dengan menu makanan yang saling mereka kirimkan. Kebiasaan ini ternyata sudah mereka terapkan setiap tahun datangnya bulan suci Ramadan.

“Nanti kami makan makanan yang dikirimkan saudara,” sambungnya. “Itu setiap tahun begitu, dan itu salah satu budaya Minang.”

Tak hanya itu, perbedaan lain yang dimiliki keluarga Tulus dengan sebagian besar keluarga muslim di Jawa adalah cara membatalkan puasa. Pada umumnya orang akan mengonsumsi camilan atau makanan ringan saat azan magrib berkumandang. Selepas salat tarawih barulah mereka mengisi perut dengan makanan berat yang mengandung karbohidrat tinggi seperti nasi. Namun keluarga Tulus justru sebaliknya.

“Ketika Ramadan orang biasanya kalau buka puasa makan yang ringan dulu, terus sembahyang, baru makan yang berat,” tuturnya. “Kalau di keluarga saya enggak gitu. Buka puasa, azan, langsung makan yang berat kayak rendang, apalah, gitu.”

Hal itupun pernah ia rasakan kala bertandang ke rumah salah seorang temannya. Alih-alih langsung mengenyangkan perut, ia justru dibuat terheran-heran melihat keluarga kawannya tersebut tak ada yang langsung menyantap makanan berat.

Namun ia lantas menyadari bahwa itulah salah satu keragaman yang ada di negara kelahirannya ini. “Makanya kalau saya buka puasa di rumah teman, suka mikir, ini kok enggak ada yang makan makanan berat ya? Oh itu mungkin sesuatu yang berbeda dari rumah saya,” pungkasnya.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel