Politik Indonesia Semakin Panas, Joshua Suherman Kenang Pengalaman Pernah Dijarah

Foto: Politik Indonesia Semakin Panas, Joshua Suherman Kenang Pengalaman Pernah Dijarah Instagram



Joshua Suherman rupanya pernah menjadi korban aksi anarkis para pendemo, barang-barang salon sang ibunda yang baru dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta ludes dijarah orang.

Kanal247.com - Situasi politik di Indonesia saat ini benar-benar tengah memanas. Berbagai percekcokan dan sindiran masih banyak dilontarkan di media sosial terkait perbedaan pilihan pada pemilu yang telah dilangsungkan bulan April lalu. Bahkan hal tersebut berujung pada Aksi 22 Mei sebagai bentuk protes akan hasil dari pemimpin negara yang terpilih.

Segala kerusuhan ini tentu saja mengartikan jika keamanan Ibu Kota tengah goyang. Bahkan banyak orang yang mengaku tak berani keluar rumah saat demo Aksi 22 Mei lalu tersebut terjadi. Salah satunya adalah mantan penyanyi cilik Joshua Suherman.

kepada tim Liputan6, Joshua mengaku mendapat larangan keras dari sang ibunda untuk berangkat bekerja. Alhasil ia pun hanya memantau perkembangan Jakarta melalui berita di televisi.

“Malah Mama yang melarang saya keluar rumah,” ujar Joshua, Senin (27/5). “Sebenarnya, hari itu saya mau ngantor ke Majelis Lucu Indonesia tapi batal. Akhirnya saya di rumah saja memantau perkembangan keamanan di Jakarta lewat televisi.”

Rupanya kegaduhan yang terjadi pada Aksi 22 Mei lalu itu mengingatkan pemain film “Yowis ben” ini dengan kerusuhan Mei 1998. Pasalnya saat itu ibundanya sendiri telah menjadi korban kerusuhan pendemo pada aksi Mei 1998 tersebut.

Kala itu, Joshua dan sang ibu baru saja datang ke Ibu Kota. Berbagai alat salon yang dimiliki sang ibu tak lupa dibawa dan disimpan di kawasan Pluit, Jakarta utara. Sayangnya ruko di Pluit tersebut tak luput dari jarahan para pendemo yang anarkis. Namun ia tak mau menjabarkan lebih rinci terkait kerugian yang dialami oleh ibundanya.

Tak hanya ludes dijarah, namun gedung tempat penyimpanan itu rupanya juga menjadi korban amukan masa bahkan hingga dibakar. Kejadian mengerikan tersebut tentu menjadi pengalaman pahit yang menyisakan rasa trauma hingga saat ini.

“Saat itu kerusuhan menjalar hingga ke Pluit. Salon Mama belum sempat dibuka, tapi dijarah duluan lalu dibakar,” jelasnya. “Kami sekeluarga pasrah. Itu menyisakan trauma hingga sekarang.”

Joshua pun berharap keadaan bangsa Indonesia bisa kembali rukun seperti sedia kala. Ia yakin persatuan dapat kembali tercapai jika semua pihak mau menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

“Hidup rukun itu bukan tidak mungkin. Kalau perselisihan politik bisa diselesaikan dengan kepala dingin mengapa harus memanas?” pungkas Joshua. “Di Indonesia kita bisa rukun bersama dan mencari makan bersama.”

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel