Alami Defisit di Tahun 2019, KBS Berencana Bungkus Sejumlah Program Populer

Foto: Alami Defisit di Tahun 2019, KBS Berencana Bungkus Sejumlah Program Populer Twitter



Muncul kabar kurang menyenangkan dari stasiun televisi nasional Korea Selatan, KBS. KBS ternyata alami defisit hingga harus menghentikan dan mengurangi biaya untuk beberapa program populernya.

Kanal247.com - Stasiun televisi nasional KBS dikabarkan alami 100 miliar Won (Rp 1,183 triliun). Hal ini menyebabkan pihaknya segera membuat perencanaan darurat. Belum lama ini, KBS menciptakan tim internal "Total Review Task Force" dan berencana mengurangi biaya sejumlah program.

Berdasarkan proporsal, di akhir tahun 2019 KBS mengalami defisit 101,9 miliar Won. Kerugian kumulatif bisnis selama 5 tahun kedepan ditaksir akan mencapai angka 656,9 miliar Won (Rp 7,794 triliun).

Dari hal ini dianalisis bahwa pada pertengahan tahun 2020, KBS akan mengandalkan pinjaman dari bank. Untuk mengurangi defisit, KBS mendiskusikan untuk menghentikan sejumlah program dan fokus pada konten siaran produksi, meningkatkan efisiensi pengeluaran, menciptakan efisiensi labor force, dan menurunkannya.

Dari hasil diskusi, sejumlah program KBS akan dihentikan. Program seperti "KBS24", "Morning News Time", "Yeo Yoo Man", dan "Baduk Wang Jeon" tidak akan dilanjutkan. Program lainnya seperti "Current Affairs Plan Window", "In Depth 60 Minutes", "KBS Special", dan "Global Documentary" masih dalam tahap diskusi.

Untuk kategori drama, solusi yang dikeluarkan adalah mengurangi durasi siaran selama 20 menit dari yang awalnya 70 menit menjadi 50 menit. Program "Drama Special" dan "Tonight" Kim Jae Dong" juga masih dalam tahap diskusi.

"Selama waktu penjadwalan format acara, Kim Jae Dong menyampaikan bahwa ia akan meninggalkan program," ungkap pihak KBS PBU (Public Broadcaster Union). Kim jae Dong sendiri juga telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait hal tersebut.

Pengurangan biaya beberapa program dari diskusi tim darurat diestimasi mencapai 60 miliar Won (Rp 711 miliar). Di pihak internal sendiri muncul kritik dan protes ketika rencana tersebut dirilis.

"Mereka memaksa tanggung jawab gagalnya manajemen kepada pegawai. Kepala direksi harusnya menggambil tanggung jawab manajemen dan mundur," lanjut pihak KBS PBU. Terkait adanya rencana pengurangan biaya program, kepala pusat KBS menjelaskan, "Kami menyadari krisis KBS, tapi di waktu bersamaan, jika ketidakmampuan, kemalasan, dan kurangnya keinginan untuk mereformasi para eksekutif yang berada di pusat krisis, kami tidak akan tinggal diam."

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel