Jangan Panik, Cermati 7 Hoax Virus Corona Ini agar Tak Salah Langkah

Foto: Jangan Panik, Cermati 7 Hoax Virus Corona Ini agar Tak Salah Langkah instagram



Masyarakat Indonesia terlihat panik usai Presiden Joko Widodo mengumumkan mengenai 2 WNI yang positif virus Corona. Yuk cermati beberapa hal tidak benar mengenai Coronavirus agar tidak salah langkah.

Kanal247.com - Penyebaran Coronavirus saat ini memang menjadi kewaspadaan penuh bagi seluruh masyarakat dunia. Tidak mengherankan mengingat banyaknya korban dari virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut.

Indonesia yang sebelumnya tidak ditemukan kasus pun diketahui telah mempunyai dua korban positif virus Corona. Kabar tersebut sontak membuat panik sebagian masyarakat. Informasi-informasi hoaks mengenai virus Corona pun sontak semakin memperkeruh kepanikan masyarakat.

Yuk, cermati informasi tidak valid yang diungkapkan beberapa dokter melalui cuitan Twitter mengenai virus Corona di bawah ini.

1. Tidak Semua Orang Positif Virus Corona Punya Gejala Mirip 100%

Tidak Semua Orang Positif Virus Corona Punya Gejala Mirip 100%

Jika kamu melihat ada orang-orang yang menginformasikan mengenai gejala runtut dari virus Corona, jangan langsung percaya ya. World Health Organization (WHO) menyebutkan jika gejala penderita virus Corona tidak selalu sama. Tidak ada penderita yang menunjukkan gejala persis 100% per harinya.

Gejala yang umum dari penderita virus Corona yakni demam di atas 37,5 derajat celcius, batuk, sesak napas, dan lemas. Meski begitu, semua gejala tersebut bisa jadi tidak muncul tergantung daya tahan tubuh setiap orang.

2. Harus Ada Riwayat Kontak dengan Penderita Virus Corona untuk Pastikan Gejala

Harus Ada Riwayat Kontak dengan Penderita Virus Corona untuk Pastikan Gejala

Semua orang yang mengidap gejala-gejala penyakit yang mirip dengan penderita virus Corona tidak langsung diwaspadai. Pasalnya, riwayat kontak dengan penderita virus Corona harus dilihat terlebih dahulu. Jika memang melakukan kontak atau bertemu dengan pasien yang terbukti positif virus Corona, maka kewaspadaan harus ditingkatkan.

Selain orang yang melakukan kontak dengan penderita, yang habis melakukan perjalanan di luar negeri khususnya dengan banyak kasus virus Corona maka patut diwaspadai juga. Perjalanan itu pun dihitung kurang dari 14 hari sebelum gejala muncul, jika ke luar negerinya 1 bulan lalu dianggap tidak ada risiko virus Corona.

3. Kemampuan Virus Corona Tunjukkan Gejala Kecil, tapi Tinggi Penyebaran Infeksi

Kemampuan Virus Corona Tunjukkan Gejala Kecil, tapi Tinggi Penyebaran Infeksi unsplash

Sudah tahu informasi jika banyak pasien positif virus Corona telah dinyatakan sembuh bukan? Bahkan, kabarnya virus ini bisa mati dengan sendirinya lho. Angka kematian karena virus Corona juga disebut-sebut baru 2-3% dari penderita.

Virus Corona terlihat menakutkan lantaran penyebarannya yang sangat cepat. Gejala-gejala penyakit yang muncul pun membuat kewaspadaan meningkat. Dokter Jaka Pradipta, Sp.P melalui akun Twitter pribadinya @jcowacko menyebutkan jika gejala virus Corona menjadi berat karena daya tahan tubuh yang rendah seperti usia tua dan pasien HIV serta mempunyai penyakit bawaan misalnya kencing manis, gagal ginjal, dll.

4. Pemeriksaan Virus Corona Bukan Melalui Darah Namun Apusan Tenggorokan atau Dahak

Pemeriksaan Virus Corona Bukan Melalui Darah Namun Apusan Tenggorokan atau Dahak unsplash

Beberapa penyakit memang dicek melalui darah, namun virus Corona ternyata tidak lho. Pengecekan apakah seseorang adalah penderita virus Corona atau bukan diketahui melalui apusan tenggorokan atau dahak.

Pemeriksaan tersebut dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali. Jika tes pertama negatif, diulang kembali 24 jam berikutnya. Bila hasilnya kembali negatif maka pasien bisa dikeluarkan dari pengawasan.

5. Beberapa Obat Direkomendasikan untuk Korban Virus Corona

Beberapa Obat Direkomendasikan untuk Korban Virus Corona unsplash

Dokter Jaka Pradipta, Sp.P juga menerangkan saat ini ini telah ada regimen yang direkomendasikan untuk kasus virus Corona. Obat tersebut antara lain, obat malaria (cloroquine) dan darunavir (atau HIV) atau oseltamivir (antivirus flu burung) dan atazanvir (anti HIV).

Beberapa rumah sakit juga dikabarkan menggunakan obat remdesivir. Meski begitu, obat-obat tersebut belum dipatenkan secara resmi untuk pengobatan virus Corona. Jadi, jangan asal pakai tanpa anjuran dokter ya!

6. Yang Sehat Tak Perlu Pusing Cari Masker

Yang Sehat Tak Perlu Pusing Cari Masker unsplash

Siapa yang kemarin pusing cari masker ketika virus Corona masuk Indonesia? Banyak yang salah kaprah nih mengenai penggunaan masker. Sebenarnya, jika kamu tidak sedang batuk atau suka bersin-bersin tak harus mengenakan masker kok.

Masker diharuskan untuk dikenakan bagi yang sakit agar tidak menularkan kepada orang lain. Nah, ini bukan hanya untuk virus Corona saja namun ketika sakit apa pun. Jika kamu sedang sehat dan melihat teman tengah batuk-batuk atau bersin, lebih baik berikan masker milikmu. Jangan egois!

7. Cuci Tangan dengan Air dan Sabun Lebih Ampuh dari Hand Sanitizer

Cuci Tangan dengan Air dan Sabun Lebih Ampuh dari Hand Sanitizer unsplash

Benda lain yang langsung jadi langka saat ini adalah hand sanitizer. Memang benar, jika tangan menjadi penyebar virus paling cepat mengingat kita selalu mengenakannya namun bukan berarti hand sanitizer benar-benar akan menghindari 100%.

Untuk menghindari virus Corona ini, hand sanitizer harus mempunyai kandungan alkohol atau bentuk alkohol seperti etanol, isopropanol, dan lain sebagainya sekitar 60-95% juga. Kalau tidak ada, tidak efektif juga lho. Daripada sibuk cari hand sanitizer lebih baik cuci tangan dengan rajin menggunakan air mengalir dan sabun. Cuci tangan dengan bersih akan menguraikan virus lebih akurat, lho.

Nah, sudah mengetahui informasi salah kaprah dari virus Corona bukan? Jangan sampai terpancing dengan sumber tidak jelas, ya! Waspada boleh, tapi jangan panik! Mari sama-sama cegah penyebaran Coronavirus, yuk!

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel