Jurnalis Foto Kritik Pedas Opini Anji Soal Potret Jenazah Terinfeksi Corona

Foto: Jurnalis Foto Kritik Pedas Opini Anji Soal Potret Jenazah Terinfeksi Corona instagram



Seorang jurnalis foto sontak langsung membalas pedas opini Anji mengenai permasalahan potret jenazah terinfeksi virus corona yang dianggap mempunyai banyak kejanggalan.

Kanal247.com - Beberapa selebriti memang terkadang menjadikan media sosial sebagai tempat untuk mengungkapkan opini mereka. Anji menjadi salah satu yang kerap menjadikan media sosialnya untuk mengungkapkan pendapat pribadinya.

Anji diketahui baru saja menyoroti potret jenazah pasien terinfeksi virus corona yang diambil oleh seorang fotografer. Anji merasa banyak kejanggalan mengenai potret tersebut lantaran curiga mengenai prosesi pengambilan potret tersebut mengingat keluarga pasien virus corona bahkan tidak bisa menemui.

Seorang jurnalis foto, Nyimas Laula sontak langsung memberikan balasan menohok terhadap opini Anji yang dianggap hanya sekadar "cocoklogi" melalui Twitter pribadinya, @nyimaslaula. Nyimas membeberkan mengenai kesulitan para fotografer untuk membuat dokumentasi potret jenazah tersebut. Nyimas memastikan bahwa izin yang sangat sulit dijalani demi mendapatkan potret nyata mengenai foto tersebut.

"Buat ngimbangin narasi cocoklogi murahan berdasarkan katanya katanya, tapi udah berani bikin asumsi gak berdasar fakta, gw mau share perspektif dari fotografer/jurnalis, GIMANA sebenernya proses liputan wabah COVID-19," tulis Nyimas, Minggu (19/7).

"Foto yang diambil Joshua Irwandi adalah foto yang fenomenal. Dari coverage COVID19 secara global, belum pernah ada yg mengambil foto sejenis. Foto ini sederhana, mudah dipahami, dan bisa mengambarkan bagaimana prosedur RS menangani jenazah terinfeksi COVID19," terangnya. "Saat foto ini diupload di kanal pribadi Josh, byk kolega fotografer yg share karyanya dia. Kemudian mulai cross platform di twitter @AdibHidayat yg easily gain puluhan ribu likes dan RT. Ini domino effect yg udah jelas terjadi secara natural, bukan ala2 buzzer giveway hashtag."

seorang jurnalis fotografi mengkritik opini anji

Sumber: Twitter

"Mentang mentang akun lambe ikut2 an sharing (yg gw yakin numpang naikin engagement mumpung ada konten viral) kemudian bisa2nya @duniamanji bikin narasi ky gini. Silahkan, gw tunggu buktinya. Burden of proof ada di Anda," seru Nyimas. "Kita masuk ke poin kedua @duniamanji yang paling absurd. Apa Anji gak pernah lihat coverage COVID19 lain dari dalam rumah sakit/kamar pasien? Jangan2 selama ini kelamaan hidup di dunia imajinasi, lupa liat realita. Saya bantu ingatkan, biar napak tanah dikit."

Nyimas juga tak ragu membeberkan bukti-bukti dokumen hingga foto yang dilakukan para fotografer dan jurnalis demi proyek tersebut. Nyimas pun menerangkan bahwa semua yang terlibat dalam proyek pengambilan potret jenazah covid-19 adalah untuk menunjukkan bahwa pandemi virus corona benar adanya.

seorang jurnalis fotografi mengkritik opini anji

Sumber: Twitter

"Kalo @duniamanji gak tau, perwarta foto kaya kami2 ini jg frontline workers seperti para nakes, bedanya tugas kami menyampaikan informasi kepada masyarakat ttg apa yg sebenarnya terjadi. Kami juga megang kode ETIK jurnalistik, apalagi untuk pub besar spt NG, kode etik sgt ketat," lanjut Nyimas. "Hal paling basic dari kode etik tsb adalah JUJUR. Ngarahin subjek foto itu gak boleh, mindahin botol aqua krn ganggu frame aja GAK BOLEH. Apalagi bikin settingan. Lo kate liputan wabah kayak fotosyut fesyen? @duniamanji."

seorang jurnalis fotografi mengkritik opini anji

Sumber: Twitter

Pada akhir balasan Nyimas, ia pun mengharapkan Anji bertanggung jawab lantaran dianggap menggiring opini masyarakat. Nyimas menyebutkan jika opini "cocoklogi" Anji justru akan membuat masyarakat bingung mengenai kebenaran pandemi virus corona.

"Skrg gw tanya @duniamanji , tanggungjawab Anda sbg yg pny follower 2 jt kemudian membuat narasi cocoklogi spt ini dimana? Bukannya justru tuduhan2 anda terhadap KOL imajiner ini, justru malah berbalik ke Anda sendiri? Menggiring opini, presenting doubt, membuat bingung masyarakat?" ujar Nyimas.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel