Tinggal Sendiri di Kampung, Tantri Kotak Ungkap Alasan Tak Membawa Sang Nenek ke Jakarta

Foto: Tinggal Sendiri di Kampung, Tantri Kotak Ungkap Alasan Tak Membawa Sang Nenek ke Jakarta Instagram



Tantri Kotak belum lama ini mengunjung sang nenek yang berada di Yogyakarta. Hidup seorang diri, Tantri pun membongkar alasan sang nenek mengapa tidak ingin dibawa ke Jakarta.

Kanal247.com - Tantri Kotak belum lama ini membagikan postingan lewat unggahan di laman akun Instagram pribadinya. Dalam unggahan tersebut, Tantri memperlihatkan bagaimana sang nenek yang telah lanjut usia tinggal seorang diri di kampung.

Dalam keterangan unggahannya, Tantri menceritakan bahwa selama ini ia sering mendapatkan saran dan kritik dari orang-orang untuk mengajak sang nenek tinggal bersamanya di Jakarta. Pasalnya, sang nenek hanya tinggal seorang diri di Jogja. Tantri kemudian menjelaskan bahwa selama ini ia sering membujuk sang nenek untuk tinggal di Jakarta dengannya dan ibunya.

"Berbagai macam alasan, ajakan," tulis Tantri dalam keterangan unggahannya. "Bahkan sedikit paksaan enggak mempan buat mbah gue yang tinggal satu-satunya ini untuk diajak kumpul dengan anak cucunya di Jakarta."

Tantri kemudian mengatakan bahwa sang nenek selalu berpegangan teguh pada prinsip. "'Hidup dan matiku ya di Gunung, di rumahku sendiri'. Enggak ada yang tega memang, tapi ini pilihan. Dipaksa untuk turun gunung, malah jadi sakit nantinya, karena pernah beberapa kali nginap di Tangerang rumah mama tiga hari minta pulang, kepikiran sawahnya," ucap Tantri.

Di sisi lain, ibunda Tantri tidak bisa menemani sang nenek di kampung karena ayahnya saat ini sedang menderita sakit stroke. Meski begitu, Tantri sangat salut dengan sang nenek karena meridai ibunya untuk mengikuti suami.

"Mama punya suami yang juga harus diurus karena papa sudah menua juga karena stroke yang dideritanya, pilihan pelik,” kata Tantri. “Tapi pelajaran ini sungguh berharga, orang tua meridhai anaknya untuk mecari surga melalui suami, masya Allah.”

Tantri lantas menceritakan momen saat ia berkunjung ke rumah sang nenek di Jogja. Dalam kesempatan tersebut, sang nenek meminta Tantri untuk mengantarkannya pergi ke pasar.

"Saya menyempatkan mampir ke si mbah, membelikan makanan kesukaannya, “jangan lombok” (sayur cabai) dan beliau minta diantarkan ke Pasar Playen dekat rumahnya, katanya sudah bertahun-tahun belum lihat pasar karena sudah ga sanggup jalan kaki jauh,” ungkap Tantri. “Karena kakinya sakit, bagi orang gunung, jalan tanpa menggunakan alas kaki adalah hal yang lumrah, dibelikan alas yang baguspun jarang dipakai, kembali lagi itu pilihan.”

Tantri pun merasa berat hati saat harus kembali meninggalkan sang nenek seorang diri ketika berpamitan pulang ke Jakarta. "Melihat guratan senyum yang menoreh di lekuk keriputnya membuat gue pasrah. Ikhlas untuk menerima pilihan ini, walaupun sesak setiap kali ijin pulang. Sehat-sehat ya mbahku sayang, hanya doa yang bisa menjagamu dan rindu ini akan selalu ada," tutup Tantri.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel