Petisi Tak Ditayangkan Capai 100 Ribu, Peran Jisoo BLACKPINK di 'Snowdrop' Dikritik Knetz

Foto: Petisi Tak Ditayangkan Capai 100 Ribu, Peran Jisoo BLACKPINK di 'Snowdrop' Dikritik Knetz instagram



Petisi agar drama JTBC mendatang yakni 'Snowdrop' tidak ditayangkan telah mencapai lebih dari 100 ribu, peran Jisoo BLACKPINK dikritik karena alasan ini.

Kanal247.com - Buntut dari kontroversi "Joseon Exorcist" akhirnya membuat netizen Korea Selatan semakin sensitif dengan drama-drama lain. Salah satu yang ikut menuai kritik yakni drama "Jisoo BLACK PINK dan Jung Hae In yakni "Snowdrop".

"Snowdrop" diketahui mengambil latar di masa lalu dan dikabarkan juga menggunakan nama tokoh yang ada dalam sejarah. Drama yang akan ditayangkan di JTBC ini disebut direncanakan dirilis pada Juni 2021 mendatang.

Namun, Knetz mengharapkan drama ini batal ditayangkan. Bahkan, petisi yang dibuat telah mencapai 100 ribu agar "Snowdrop" batal tayang karena dinilai mempunyai cerita menyimpang dari sejarah.

Sebelumnya dibeberkan bahwa "Snowdrop" akan berfokus pada kisah cinta Young Cho (Jisoo) dan Soo Ho (Jung Hae In), mahasiswa laki-laki yang dalam pelarian setelah upaya gagal untuk menanam bom di dekat kantor pemerintah. Soo Ho ternyata adalah mata-mata terlatih yang menyamar sebagai pengunjuk rasa mahasiswa, yang misinya adalah berkonspirasi melawan pemerintah. Menurut beberapa interpretasi dari sinopsis "Snowdrop", drama ini juga menampilkan cinta segitiga antara Young Cho, Soo Ho dan seorang perwira muda dari cabang Intelijen Nasional, bernama Lee Kang Moo (Jang Seung Jo).

netizen korea selatan mengharapkan agar drama yang dibintangi jisoo dan jung hae in akan batal ditayangkan karena dinilai menyimpang dari sejarah

Sumber: Instagram

Knetz menyoroti bagaimana karakter Jisoo, Young Cho, didasarkan pada seorang pengunjuk rasa mahasiswa di kehidupan nyata dari gerakan demokrasi tahun 1987 yang bersejarah di Korea Selatan sangat kontroversial. Young Cho sebenarnya adalah perwakilan dari pengunjuk rasa mahasiswi yang berkontribusi pada gerakan demokrasi tahun 1987, menurut salah satu penerbit yang mengerjakan novel pemenang penghargaan bertajuk "Young Cho Unnie" karya oleh Seo Myung Sook. Novel ini didedikasikan untuk kehidupan Chun Young Cho, seorang wanita yang aktif sebagai pengunjuk rasa mahasiswa selama1980-an saat kuliah di Goryeo University.

Chun Young Cho bukan hanya seorang pengunjuk rasa pelajar terkenal yang selamat dari interogasi dan penyiksaan di Badan Kepolisian Nasional Namyeong-dong, yang dikenal sebagai tempat ruang penyiksaan paling sempurna yang disembunyikan saat itu. Suaminya, Jung Moon Hwa, juga ditangkap dan dijebak sebagai mata-mata dan konspirator pemerintah selama gerakan demokrasi. Setelah dipenjara, Jung Moon Hwa meninggal di usia muda karena kekurangan gizi.

Selain itu, Chun Young Cho masih hidup sampai sekarang. Setelah suaminya meninggal, ia pindah ke Kanada bersama putranya, di mana ia terlibat dalam kecelakaan parah dan kehilangan penglihatannya, serta 70 persen dari kemampuan otaknya. Ia saat ini tinggal di Yangpyeong dan menerima perawatan seumur hidup. Salah satu penerbit yang bekerja dengan penulis Seo Myung Sook dalam novel "Young Cho Unnie" berkomentar, "Fakta bahwa drama komedi gelap berhubungan dengan kisah seorang mata-mata yang bersembunyi di antara para pengunjuk rasa gerakan demokrasi hanya bisa dilihat sebagai tindakan kejahatan rasial, mengejek mereka yang mengabdikan hidup mereka untuk tujuan demokrasi di Korea."

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel