Atalarik Syah Tulis Surat Terbuka Terkait Proses Eksekusi, Sebut Sang Anak Ingin Tinggal Bersamanya

Foto: Atalarik Syah Tulis Surat Terbuka Terkait Proses Eksekusi, Sebut Sang Anak Ingin Tinggal Bersamanya Instagram



Atalarik Syah menulis surat terbuka terkait proses eksekusi yang terjadi pada Kamis (29/4) lalu. Atalarik kemudian mengungkapkan jika anak-anaknya menjadi korban kezaliman dalam proses tersebut.

Kanal247.com - Tsania Marwa telah memenangkan hak asuh anak berdasarkan putusan dari Pengadilan Tinggi Agama Jawa Barat. Namun, Atalarik Syah hingga kini tidak memberikan kedua anaknya kepada Marwa.

Sehingga akhirnya, Pengadilan Agama Cibinong melakukan proses eksekusi pada 29 April lalu di rumah Atalarik. Marwa saat itu hadir untuk menjemput kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri dan Aisyah Shabira. Namun sayang, Marwa gagal membawa kedua buah hatinya.

Terbaru, melalui akun Instagram pribadi, Atalarik menulis surat terbuka. Ia menyebut anak-anaknya memilih untuk tetap tinggal bersama dirinya. Menurut Atalarik, hal itu merupakan kemauan mereka sendiri.

"Alhamdulillah, anak-anak dengan kuasa Allah SWT dan atas kemauan mereka sendiri hanya mau tinggal bersama saya, bapak mereka," tulis Atalarik pada Senin (3/5).

Dalam surat terbuka itu, Atalarik juga menyebut anak-anaknya merupakan korban kezaliman dari proses eksekusi. Hal ini ia sampaikan berdasarkan keterangan dari para saksi yang hadir saat proses eksekusi. Saksi tersebut adalah keluarganya dan kuasa hukumnya.

"Tindakan Pengadilan Agama Cibinong dalam melaksanakan eksekusi terhadap anak (seharusnya dapat dibedakan bukan seperti eksekusi tanah/barang) dengan mengerahkan puluhan polisi dari Polres Cibinong dan Provos adalah tindakan yang berlebihan," kata Atalarik.

Atalarik juga mengatakan jika tindakan itu telah meresahkan anak-anaknya. Menurut Atalarik, kedua anaknya sudah menyampaikan menolak untuk ikut bersama ibunya.

"Anak-anak saya justru akan dieksekusi dari rumah mereka sendiri," tutur Atalarik. "Rumah yang nyaman tempat mereka tumbuh dan tetap ceria selama ini walaupun orang tuanya bercerai."

Lebih lanjut, Atalarik juga menyebut ada perlakuan tidak pantas yang dilakukan oleh pihak eksekutor terhadap ibu dan anggota keluarganya. Perlakuan itu berupa sikap arogan dan bentakan.

"Hal tersebut sungguh tidak pantas karena beliau dan anggota keluarga saya yang berada di rumah saya saat itu justru turut berupaya membantu petugas dan tidak menghalang-halangi anak saya untuk ikut ibunya," ucap Atalarik.

Oleh sebab itu, Atalarik memutuskan untuk menuliskan surat terbuka terkait proses eksekusi. Atalarik pun mengungkapkan harapan untuk sistem pemerintah yang lebih baik dan sehat.

"Harapan saya, pemerintah dapat melakukan perbaikan dalam mewujudkan jalannya sistem yang lebih baik dan sehat," pungkas Atalarik.

Komentar Anda

Tags

Topik Berita

Rekomendasi Artikel