Perusahaan Percetakan di Rusia Tolak Cetak Foto BTS-Stray Kids Usai Dianggap Propaganda Gay

Foto: Perusahaan Percetakan di Rusia Tolak Cetak Foto BTS-Stray Kids Usai Dianggap Propaganda Gay Instagram



Sebuah kafe di Rusia, PinkyPop Café menceritakan bagaimana perusahaan percetakan menolak mencetak foto BTS dan Stray Kids usai dianggap sebagai propaganda gay.

Kanal247.com - Di Rusia, sebuah perusahaan percetakan baru-baru ini menolak untuk mencetak foto grup Korea Bangtan Boys dan Stray Kids karena dianggap sebagai "propaganda gay." Menurut cerita terbaru dari Russian Times, PinkyPop Café di Ekaterinburg telah memesan gambar BTS dan Stray Kids dari toko cetak lokal. Kafe tersebut berharap untuk menerima kartu ucapan, spanduk, dan lainnya karena kafe mereka menampilkan tema K-Pop.

Dalam story Instagram yang kini telah dihapus, pemilik PinkyPop Café menjelaskan bahwa pihak percetakan bersedia menyelesaikan pesanan mereka sampai mereka melihat kontennya. "Kami mendiskusikan semua pekerjaan dan detail, dan menempatkan pesanan pertama kami. (Setelah mereka melihat foto BTS dan Stray Kids) mereka mulai mengabaikan kami," ujar pemilik Kafe PinkyPop.

Namun, kafe tersebut dapat menghubungi perusahaan percetakan setelah beberapa saat, dan perusahaan tersebut mengungkapkan homofobianya. Mereka dilaporkan bertanya kepada PinkyPop, "Apakah aku mengerti benar bahwa orang-orang ini memiliki orientasi non-tradisional?” Percetakan itu menambahkan bahwa anggota grup tidak "menyembunyikan orientasi mereka" dan sekali lagi menolak untuk mencetaknya.

Diduga, percetakan ini terus bertanya apakah PinkyPop ingin "anak-anak mereka menjadi cabul" dan menyatakan bahwa "bodoh untuk mendukung sesuatu yang mungkin membuat Anda tidak memiliki cucu". "Kami memiliki cukup banyak klien 'normal' untuk dapat memilih siapa yang akan diajak bekerja sama dan siapa yang tidak," kata perusahaan percetakan tersebut.

Sementara itu Rusia selalu menjadi negara yang agak konservatif tetapi semakin memusuhi komunitas LGBTQ+ selama bertahun-tahun. Awal tahun ini, Presiden Rusia Vladimir Putin memberlakukan beberapa amandemen anti-LGBTQ+, termasuk melarang kesetaraan pernikahan, melarang adopsi transgender, dan memusatkan "kepercayaan pada Tuhan" sebagai nilai inti negara.

Selain itu, di distrik Nevsky di St. Petersburg, para guru sekolah diperintahkan untuk menyisir profil media sosial siswa mereka dan menulis laporan tentang orang-orang yang mereka curigai sebagai LGBTQ+ atau sekutu mereka. Contoh lain adalah ketika merek es krim Rusia dituduh mempromosikan "propaganda gay" karena menjual es krim berwarna pelangi.

Komentar Anda

Tags

Rekomendasi Artikel