Pelawak Babe Cabita Berpulang, Bersiap Hadapi Lebaran di Surga

Foto: Pelawak Babe Cabita Berpulang, Bersiap Hadapi Lebaran di Surga



Dunia komedi Indonesia berduka. Babe Cabita, komika berbakat dengan ciri khas rambut keribonya, meninggal dunia sehari menjelang Lebaran, meninggalkan pesan berharga tentang kehidupan, cinta, dan keberanian dalam menghadapi penyakit langka.

Kanal247.com - Indonesia kehilangan salah satu sosok paling ceria di panggung komedi. Babe Cabita, pelawak terkenal yang identik dengan rambut keribonya, tutup usia pada Selasa, 9 April 2024, tepat sehari sebelum perayaan Lebaran Idul Fitri 1445 H. Meninggalnya Babe Cabita di sebuah rumah sakit di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mengejutkan banyak pihak, terutama karena ia dikenal sebagai sosok yang penuh dengan tawa.

Kabar duka ini pertama kali tersebar melalui sebuah pesan singkat yang menyampaikan, "Inalilahi wainilahi rojiun, telah meninggal anak, adik, suami, ayah kami Priya Prayogha Pratama Bin Irsyad Tanjung (Babe Cabita)." Babe Cabita diagendakan untuk dimakamkan di TPU Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, hari itu juga dengan permintaan agar khilaf dan salahnya dimaafkan.

Sebelum meninggal, Babe Cabita dikenal mengidap anemia aplastik, penyakit langka yang mengakibatkan tubuh berhenti memproduksi sel darah baru. Situasi ini membuat penderitanya merasa lemah dan rentan terhadap infeksi hingga pendarahan yang tak terkontrol. Babe sempat melakukan pemeriksaan penyakit ini di Malaysia atau Singapura sebagaimana disarankan dokter, namun kondisinya terus menurun.

Di tengah perjuangannya, Babe Cabita tetap membagikan senyum dan tawa. Ia sempat menyebut, "Kalau anemia biasa kan yang kekurangan darah itu darah merahnya kan bukan darah putih. Nah, kalau aku ini semua." Babe juga mengungkapkan kondisi tulang sumsumnya yang tidak bisa memproduksi darah, sebuah penjelasan yang ia bagikan saat dirinya masih bisa berbicara di depan publik.

Tragisnya, di masa-masa akhir kehidupannya, Babe Cabita sempat memberikan 'pesan' kepada sang istri tentang barang-barang berharga yang dimilikinya, menunjukkan kesiapan dan penerimaannya terhadap kemungkinan terburuk. "Mumpung aku masih hidup, aku bisa kasih tahu ini harganya sekian," ujarnya, mencoba mengatur hal-hal terakhir dengan hati yang lapang.

Kematian Babe Cabita meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, rekan-rekan seprofesi, dan penggemarnya. Melalui kenangannya, Babe mengajarkan tentang pentingnya keberanian dalam menghadapi kenyataan hidup, tentang berbagi tawa di tengah kesulitan, dan tentang arti cinta dalam kesederhanaan. Semesta kini kehilangan salah satu pembawa tawa terbaiknya, namun semangat dan pesan hidupnya akan terus menginspirasi. Selamat jalan, Babe Cabita. Dunia telah sedikit lebih gelap tanpa tawa lepasmu.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel