Dugderan

Dugderan

Inilah ragam tradisi sambut Ramadan yang ada di Indonesia.

Tradisi Dugderan berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama Dugderan berasal dari kata "Dug" yang diambil dari suara bedug masjid yang ditabuh sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadan, dan kata "Der" yang berasal dari dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuh bedug. Tradisi ini konon berumur ratusan tahun. Biasanya digelar 1-2 minggu sebelum puasa Ramadan dimulai. Tradisi Dugderan semacam pesta rakyat, berupa tari Japin, arak-arakan, hingga tabuh bedug oleh walikota Semarang. Untuk mempertahankan suasana seperti pada zamannya, dentuman meriam diganti dengan suara petasan, atau bleduran yang terbuat dari bongkahan batang pohon, yang tengahnya dilubangi untuk diberi karbit dan disulut api seperti meriam.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel