5 Tradisi yang Mewarnai Perayaan Idul Adha di Indonesia

Foto: 5 Tradisi yang Mewarnai Perayaan Idul Adha di Indonesia



Bahkan ada tradisi yang terbilang unik untuk menyambut Idul Adha di Indonesia, yakni menjemur kasur.

Kanal247.com - Hari raya Idul Adha diperingati setiap datangnya bulan Dzulhijjah, yang jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan salat Ied bersama-sama di tanah lapang atau di masjid. Setelah salat, dilakukan penyembelihan hewan kurban. Perayaan Idul Adha di Indonesia ternyata memiliki keunikan tersendiri. Ada tradisi-tradisi tertentu yang dilakukan, selain kegiatan inti, yakni menyembelih hewan kurban. Berikut beberapa tradisi Idul Adha, yang cuma ada di Indonesia.

1. Meugang di Aceh

Meugang di Aceh

Tradisi Idul Adha Meugang berasal dari Aceh, di mana tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun sejak jaman kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Tradisi Meugang identik dengan pasar hewan Aceh yang dipadati pembeli. Pada tradisi Meugang, harga daging sapi di Aceh bisa mencapai 160-200 ribu rupiah per kilogram. Tradisi Meugang dimulai dari membeli daging, mengolah serta makan bersama, hingga berbagi daging untuk anak yatim serta fakir miskin.

2. Jemur Kasur di Banyuwangi

Jemur Kasur di Banyuwangi

Jemur Kasur merupakan tradisi Idul Adha yang berasal dari kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tradisi yang sudah dijalankan ratusan tahun ini dipercaya bisa menolak bala sekaligus menjaga keharmonisan rumah tangga. Meski tidak ada kaitannya dengan makna Idul Adha, entah mengapa tradisi ini selalu digelar secara massal menjelang Idul Adha.

Biasanya tradisi ini diawali dengan tarian Gandrung oleh warga desa adat Using, Kemiren. Kasur warga Using Kemiren berbeda dengan kasur pada umumnya, di mana hampir seluruh kasur mereka berwarna hitam dan merah yang biasanya mereka sebut kasur gembil. Warna kasur gembil memiliki makna tersendiri bagi mereka, di mana warna merah melambangkan keberanian dan warna hitam melambangkan sebuah hubungan yang langgeng.

3. Manten Sapi di Pasuruan

Manten Sapi di Pasuruan

Di Pasuruan, Jawa Timur, juga ada tradisi Idul Adha yang unik. Nama tradisinya yaitu Manten Sapi. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan warga di sana kepada hewan kurban.Tradisi yang digelar sehari menjelang Idul Adha ini sudah dijalankan turun temurun, di mana Sapi yang akan dijadikan hewan kurban tersebut akan dirias secantik mungkin selayaknya manten atau pengantin.

Setelah proses menghias sapi sudah selesai, Sapi-sapi tersebut akan diarak oleh ratusan warga menuju masjid untuk diserahkan ke panitia kurban. Selain itu, para ibu-ibu juga ikut meramaikan dengan membawa peralatan dapur untuk persiapan penyembelihan hewan kurban.

4. Apitan di Semarang

Apitan di Semarang

Tradisi Idul Adha unik lainnya yakni Apitan, yang ada di Semarang, Jawa Tengah. Apitan atau sedekah bumi, dilakukan dengan cara mengarak tumpeng dan beberapa hasil bumi di jalan raya. Tradisi Apitan sudah dijalankan secara turun temurun yang bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa atas limpahan rezeki kepada warga.

Arak-arakan hasil bumi yang tersusun rapi bertumpuk seperti padi, cabe, terong, jagung, tomat, dan lainnya itulah bentuk simbol rasa syukur mereka karena sudah diberi hasil panen yang melimpah. Di akhir tradisi Apitan, dibacakan doa untuk keselamatan warga, kemudian warga akan berebut gunungan hasil bumi yang diarak tadi. Konon, mendapatkan hasil bumi yang diarak bisa mendatangkan berkah.

5. Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Tradisi Grebeg Gunungan biasanya diadakan oleh Keraton Yogyakarta menjelang Idul Adha. Tadisi ini sudah menjadi ritual tahunan bagi Keraton Yogyakarta. Dengan dikawal beberapa prajurit berserta dua ekor kuda, tiga buah gunungan grebeg akan diarak dari Kraton menuju Masjid. Setelah dibacakan doa, tiga buah gunungan grebeg yang terdiri dari satu gunungan lanang, dan dua gunungan putri akan diperebutkan warga yang hadir. Konon, gunungan yang diperebutkan bisa mendatangkan berkah seperti yang diceritakan oleh leluhur mereka.

Komentar Anda

Rekomendasi Artikel